Social Icons

Pages

Saturday, March 5, 2022

Halaqah 01 Silsilah Belajar Tauhid ~ Mengapa Kita Wajib Belajar Tauhid Silsilah Ilmiyyah 1 Belajar Tauhid

 Halaqah 01 ~ Mengapa Kita Wajib Belajar Tauhid

Ustadz Dr. Abdullah Roy, M.A.

بسم الله الرحمن الرحيم

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

الحمدلله والصلاة والسلام على رسول الله و على آله و صحبه أجمعين

 

Kaum muslimin yang dimulyakan oleh Allāh Subhānahu wa Ta’āla, ini adalah halaqoh yang pertama dari Silsilah Belajar Tauhid yang berjudul “Mengapa Kita Harus Mempelajari Tauhid? “

🔖 Mempelajari tauhid merupakan kewajiban setiap muslim, baik laki-laki maupun wanita, karena Allāh Subhānahu wa Ta’āla menciptakan manusia dan jin adalah hanya untuk bertauhid yaitu meng-esakan ibadah kepada Allāh Subhānahu wa Ta’āla.

Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman :

ﻭَﻣَﺎ ﺧَﻠَﻘْﺖُ ﺍﻟْﺠِﻦَّ ﻭَﺍْﻹِﻧْﺲَ ﺇِﻻَّ ﻟِﻴَﻌْﺒُﺪُﻭﻥ

’’Dan tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepadaKu’’. (Surat AdzDzariyaat 56)

🔖 Oleh karena itulah Allāh Subhānahu wa Ta’āla telah mengutus para Rasul kepada setiap ummat tujuannya adalah untuk mengajak mereka kepada tauhid.

Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman :

ﻭَﻟَﻘَﺪْ ﺑَﻌَﺜْﻨَﺎ ﻓِﻲ ﻛُﻞِّ ﺃُﻣَّﺔٍ ﺭَﺳُﻮﻟًﺎ ﺃَﻥِ ﺍﻋْﺒُﺪُﻭﺍ ﺍﻟﻠَّﻪَ ﻭَﺍﺟْﺘَﻨِﺒُﻮﺍ ﺍﻟﻄَّﺎﻏُﻮﺕَ ۖ

’’Dan sungguh-sungguh Kami telah mengutus kepada setiap ummat seorang Rasul yang mereka berkata kepada kaumnya : ’’Sembahlah Allāh dan jauhilah thaghut’’.(Surat AnNahl 36).

Makna thaghut adalah segala sesembahan selain Allāh Subhānahu wa Ta’āla.

🔖 Oleh karena itu seorang muslim yang tidak memahami tauhid, yang merupakan inti dari ajaran Islam, maka sebenarnya dia tidak memahami agamanya meskipun dia telah mengaku mempelajari ilmu-ilmu yang banyak.

Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqoh yang pertama ini dan in syā Allāh kita bertemu kembali pada halaqoh yang ke-2.

وصلى الله على نبينا محمد و على آله و صحبه أجمعين

 

Kota AlMadinah, 3 Dzulqo’dah 1434 H

Abdulloh Roy

SUMBER : HSI ABDULLAH ROY

 

Halaqah 05 ~ Pengagungan Terhadap Ilmu Bagian 5

 Berikut ini adalah lanjutan dari poin pembahasan “20 perkara yang merupakan bentuk pengagungan terhadap ilmu”:

 

17. Membela ilmu dan menolongnya.

Ilmu memiliki kehormatan yang mengharuskan penuntutnya dan ahlinya untuk membela dan menolongnya bila ada yang berusaha merusaknya.

Oleh karena itu para ulama membantah orang yang menyimpang bila jelas penyimpangannya dari syari’at, siapapun dia.

Yang demikian untuk menjaga agama dan menasehati kaum muslimin.

Mereka memboikot seorang mubtadi’ yaitu orang yang membuat bid’ah dalam agama, tidak mengambil ilmu dari mereka kecuali dalam keadaan terpaksa, dan lain-lain. Semuanya dilakukan untuk menjaga ilmu dan membelanya.

 

18. Berhati-hati dalam bertanya kepada para ulama.

Seorang penuntut ilmu hendaknya memperhatikan 4 perkara didalam bertanya:

 

1.   Bertanya untuk belajar, bukan ingin mengeyel.

2.   Karena orang yang niatnya tidak baik didalam bertanya akan dijauhkan dari berkah ilmu itu sendiri.

3.   Bertanya tentang sesuatu yang bermanfa’at.

4.   Melihat keadaan gurunya,

5.   Tidak bertanya kepada sang guru apabila guru dalam keadaan tidak kondusif untuk menjawab pertanyaan.

6.   Memperbaiki cara bertanya,

7.   seperti menggunakan kata-kata yang baik, mendo’akan untuk sang guru sebelum bertanya, menggunakan panggilan penghormatan, dan lain-lain.

 19. Cinta yang sangat kepada ilmu.

Tidak mungkin seseorang mencapai derajat ilmu, kecuali apabila kelezatan dia yang paling besar ada di dalam ilmu. Dan kelezatan ilmu bisa didapatkan dengan 3 perkara:

 

1.   Mengeluarkan segenap tenaganya dan kesungguhannya untuk belajar.

2.   Kejujuran didalam belajar.

3.   Keikhlasan niat.

 

20. Menjaga waktu didalam ilmu. 

Seorang penuntut ilmu tidak menyia-nyiakan waktunya sedikitpun, menggunakan waktu untuk ibadah, dan mendahulukan yang afdhal diantara amalan-amalan. Sebagian salaf dahulu ada yang muridnya membaca kitab kepada beliau sedangkan beliau dalam keadaan makan, yang demikian adalah untuk menjaga waktunya jangan sampai tersia-sia dari menuntut ilmu. Selesai.

 

Sumber : http://www.abdullahroy.com

Halaqah 04 ~ Pengagungan Terhadap Ilmu Bagian 4

 

Berikut ini adalah lanjutan dari poin pembahasan “20 perkara yang merupakan bentuk pengagungan terhadap ilmu”:

13. Berusaha keras dalam menghafal ilmu, bermudzakarah dan bertanya. Belajar dari seorang guru tidak banyak manfa’atnya jika tidak menghafal, bermudzakarah dan bertanya.

Menghafal berkaitan dengan diri sendiri, bermudzakarah adalah mengulang kembali bersama teman, dan bertanya maksudnya adalah bertanya kepada sang guru.

Berkata Syaikh Al-‘Utsaimin rahimahullah :

حفظنا قليلا وقرأنا كثيرا فانتفعنا بما حفظنا أكثر من انتفاعنا بما قرأنا

“Kami menghafal sedikit dan membaca banyak, maka kami mengambil manfa’at dari yang kami hafal lebih banyak daripada apa yang kami baca.”

Dan dengan mudzakarah akan hidup ilmu di dalam jiwa dan dengan bertanya akan terbuka pembendaharaan ilmu.

14. Menghormati ahli ilmu.

 

 

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

ليس من أمتي من لم يجلّ كبيرنا ويرحم صغيرنا ويعرف لعالمنا حقه

“Bukan termasuk ummat ku orang yang tidak menghormati yang lebih tua dan menyayangi yang lebih muda dan mengetahui haq bagi seorang ‘aalim.” (Hadits hasan, diriwayatkan oleh Imam Ahmad di dalam musnad beliau)

Maka seorang murid harus memiliki rasa tawaadhu’ kepada gurunya, menghadap beliau dan tidak menoleh, menjaga adab berbicara, tidak berlebih-lebihan didalam memuji beliau, mendo’akan beliau, mengucapkan terima kasih kepada beliau atas pengajaran beliau, menampakkan rasa butuhnya terhadap ilmu beliau, tidak menyakiti beliau dengan ucapan dan perbuatan, serta berlemah lembut ketika mengingatkan kesalahan beliau.

Disana ada 6 perkara yang harus dia jaga apabila melihat kesalahan seorang guru:

1.   Meneliti terlebih dahulu apakah benar kesalahan tersebut keluar dari seorang guru.

2.   Meneliti apakah itu memang sebuah kesalahan (dan ini tugas ahlul ‘ilmi).

3.   Tidak boleh mengikuti kesalahan tersebut.

4.   Memberikan ‘udzur kepada sang guru dengan alasan yang benar.

5.   Memberikan nasehat dengan lembut dan rahasia.

6.   Menjaga kehormatan seorang guru dihadapan kaum muslimin yang lain.

15. Mengembalikan sebuah permasalahan kepada ahlinya.

Orang yang mengagungkan ilmu mengembalikan sebuah permasalahan kepada ahli ilmu dan tidak memaksakan dirinya atas sesuatu yang dia tidak mampu, karena dikhawatirkan takut berbicara tanpa ilmu khususnya peristiwa-peristiwa yang besar yang terjadi yang berkaitan dengan urusan ummat dan orang banyak.

Mereka para ulama memiliki ilmu dan pengalaman, maka hendaklah kita husnudzan kepada mereka. Dan apabila ulama berselisih, maka lebih hati-hatinya seseorang mengambil ucapan mayoritas mereka.

16. Menghormati majelis ilmu dan kitab.

1.   Hendaklah beradab ketika bermajelis,

2.   Melihat kepada gurunya dan tidak menoleh tanpa keperluan,

3.   Tidak banyak bergerak dan memainkan tangan dan kakinya,

4.   Tidak bersandar dihadapan seorang guru,

5.   Tidak bersandar dengan tangannya,

6.   Tidak berbicara dengan orang yang ada di sampingnya,

7.   Dan apabila bersin berusaha untuk merendahkan suaranya,

8.   Apabila menguap berusaha untuk meredamnya atau menutup dengan mulutnya.

9.   Dan hendaknya juga menjaga kitab dan memuliakanya,

10.Tidak menjadikan kitab sebagai tempat simpanan barang-barang,

11.Tidak bersandar di atas kitab,

12.Tidak meletakkan kitab di kakinya,

13.Dan apabila dia membaca kitab dihadapan seorang guru hendaklah dia mengangkat kitab tersebut,

14.Dan tidak meletakkan kitab tersebut di tanah.

Sumber : http://www.abdullahroy.com

 
Blogger Templates